Belakangan penyemplak sepeda
motor Pulsar 200NS yang merupakan produk dari negeri Bollywood yang menggunakan
Teknologi Digital Triple Spark Ignition (DTS-i) atau teknologi pembakaran yang
menggunakan tiga busi yang diatur secara digital dibuat geram atas salah satu
post oleh Blogger yang mengklaim bahwa teknologi DTS-i merupakan gimmick saja,
atau bualan marketing.
Digitial Triple Spark - Igniton |
Pertanyaannya apakah bener
seperti itu?
Tentu saja salah besar brosist!
FYS-Blog tidak mengerti kenapa bisa keluar statemen yang tidak mempunyai dasar
yang jelas seperti itu, karena pada kenyataannya dari pabrikan Bajaj sendiri
sudah memberikan statemen bahwa mesin dengan DTS-i ini mempunyai tiga
keunggulan yaitu :
- Pembakaran Lebih Sempurna
- Efisiensi Bahan Bakar
- Performa Mesin yang Lebih Handal
Dengan logika sederhana
sebenarnya sudah bisa dijelaskan kenapa teknologi DTS-i bisa membuat pembakaran
lebih sempurna. Kita anggap BBM adalah kertas dan busi sebagai korek. Tentu bisa
dibayangkan apabila kita membakar selembar kertas dengan satu korek api akan
lebih lama dibandingkan apabila kita bakar dengan tiga korek api secara bersamaan bukan?
Lebih lanjut, hal ini bisa
dibuktikan dengan cost atau biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi exhaust
atau knalpot P200NS ternyata lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi KTM
Duke 200 & Pulsar 220 F
Tabel
Perbandingan Biaya Produksi Knalpot
Model
|
Biaya Produksi Knalpot (dalam Rupee)
|
Pulsar 200NS
|
3000
|
Pulsar 220F
|
8800
|
KTM Duke 200
|
9250
|
Sumber:
indian2wheels.blogspot.com (July, 2012)
Hubungan antara biaya produksi
knalpot dengan pembakaran yang lebih sempurna kuncinya ada pada emisi gas buang
yang dihasilkan, pada post FYS-Blog disini telah dijelaskan bahwa knalpot Bajaj
Pulsar memiliki fitur Catalytic Converter sebagai penyaring emisi gas buang
yang harga bahan bakunya sangat mahal, bahkan harga bahan bakunya sendiri bisa
65% dari harga knalpot assy. Dengan data diatas diyakini pada varian P200NS
memiliki emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan, sehingga hanya memerlukan
Catalytic Converter yang lebih kecil/ sedikit dibandingkan dengan dua varian
pembanding. Akibatnya biaya produksi knalpot P200NS bisa lebih murah! Nggak
percaya? Bongkar aja bro, hihi..
Keunggulan kedua mengenai
efisiensi bahan bakar terkait erat dengan keunggulan pertama, logikanya apabila
biasanya motor dengan 1 busi memerlukan 1 tetes BBM untuk membuat satu ledakan
dengan power 1 ton didalam ruang bakar dalam waktu sepersekian detik, maka
teknologi 3 busi mungkin hanya memerlukan lebih sedikit BBM atau untuk membuat
ledakan dengan power yang sama dalam waktu yang sama pula, hal ini dikarenakan
pemantik yang digunakan lebih banyak.
FYS-Blog rasa tanpa dijelaskan
lebih lanjut, rider Pulsar 200NS lebih tau tentang keiritan si Triple Spark ini
:D iya kan?
Lalu keunggulan terakhir mengenai Performa mesin yang lebih handal,
bila kedua keunggulan sebelumnya nyata adanya tentu kehandalan mesin bukan
sesuatu yang perlu dipertanyakan bukan, udah gitu power Pulsar 200NS standar yang ditest sampai tembus 23an HP itu apa kurang meyakinkan? Karena salah satu indikator mesin
handal adalah irit bensin, power besar serta ramah lingkungan bukan? Selain nggak gampang
jebol tentunya :v
Selain itu kesuksesan dua busi pada old pulsar yang sampai ikutan diadopsi oleh pabrikan sebelah, TVS dan Royal Enfield menambah argumentasi kalau teknologi 2 atau 3 busi bukan bualan!
Last... kalau hanya gimmick
ngapain ahli-ahli mesin di India sampai repot-repot riset teknologi DTS-i ini
dengan biaya yang mahal dan waktu yang lama hanya untuk menghasilkan gimmick?
Kalau gimmick mah tinggal bikin
sticker aja tulisannya “Blue Core” seperti tetangga sebelah, padahal sebelah
mana yang biru juga kita nggak tau? atau "Motor India Kualitas Dunia" yang dunianya sebelah mana kita juga nggak tau Wkwkwk. Becanda brosist.. (no offense)
Monggo dikomentari..
Source : google & indian2wheels.blogspot.com
Source : google & indian2wheels.blogspot.com